Cerita pengalaman Touring dengan CB Tiger 200cc
Pilihan
untuk memiliki motor CB mendapat pertentangan dan cibiran miring dari beberapa
orang sekitar dan keluarga tapi aku abaikan. Bahkan orang tua sempat menawarkan
untuk membelikan motor baru tetapi aku
tolak dengan alasan ingin membeli motor dengan uang tabunganku sendiri
(walaupun juga ditambah uang orang tuaku juga sih) tapi setidaknya nggak
terlelu nyusahin orang tua. dan pilihan motor itu adalah CB bukan yang lain.
Tabungan
uang saku selama 3 tahun akhirnya bisa untuk menebus motor CB hijau dan
langsung ku buat sekolah. Cerita berlanjut kala CB hijau menemani ku sekolah, merupakan kegiatan yang
rutin dan berefek kecanduan naik CB ahahay. Kala itu target hanya sampingan
yang utama adalah jalan jalan kemanapun aku mau sehingga aku merasa semangat
sekolah. Walaupun keadaan CBku masih biasa, standart pabrik dan belum naik
stroke tapi cukup lah kalau buat meladeni motor motok jaman sekarang. Urusan
mesin aku tidak terlalu mempermasalahkan karna kecepatan bukan keharusan yang
penting motor bisa mendukung kinerja dan nggak rewel itu sudah cukup bagiku.
Touring
jambore daerah Ambarawa tahun lalu
adalah turing yang tak terlupakan, sempat down karna ngelihat motor teman
terlindas bis dan harus bareng dengan tim malam yang terkenal selalu gas
pol-polan, tapi akhirnya bangga dan senang bisa kumpul dengan saudara
senusantara dan merasakan nikmatnya memiliki motor CB, diajak gas-gasan oke,
dipakai pelan juga nyaman. Saat diroling
area Wonosobo-Purworejo(Temanggung, wonosobo, Kutoarjo,Purworejo, Magelang)
masa masa indah untuk perjalanan yang takterlupakan, hanya target yg ada
dipikiran (walau tidak pernah tercapai he…he…) sehingga CB Idjoe jadi andalan.
ternyata omongan dari teman terbukti "iso loro pikir"dalam bahasa
jawanya. Hidup serasa ada yang kurang ketika tak melihat CB (bahasa gaule GALAU
jarene haha).
Di kala ada acara jamda
X di Batu Malang (karo arek arek diplesetke JANDA X). Kala itu aku berangkat
bersama empat orang teman dengan tiga kuda besi, kala itu aku berboncengan
dengan aku alip. Sumpah waktu itu
nggak tau jalan dan hanya modal
kenekatan. ternyata petualangan turing sendirian begitu menantang. Mengikuti
saran orang untuk mencoba lewat jalan wonoogiri-ponorogo. pertama yang aku
rasakan keindahan pemandangan jalan berkelok dan menanjak terasa mengasyikkan
hingga kehabisan bensin di tanjakan tetap terbesit senyum canda dan tawa.
Begitu masuk Tulungagung aku ngikut rombongan CB Trenggalek (dengan pemikiran
wong kene mesti ngerti dalan pintas dan cepet tekan hehe…). Saat itulah aku
merasakan touring cb rapi dan tertib, walau kecepatan tetap menjadi andalan,
(catatan: motor selain CB yang ngikut rombongan seperti GL, satria FU, vixion
dan scorpio sampai kewalahan nututi CB didepan).
Saat
itu baru sadar dengan kecepatan CB ijoku gak ketinggalan walau buat goncengan.
Emang sih sempat agak diremehkan karna slebor sering “nggasruk” ban
(nggrok…nggrok…enggrok…) tapi akhirnya keakraban dan canda tawa bareng dulur cb
Trenggalek terjalin. Sampai di lokasi pukul 18.30 dan stadion telah penuh
sehingga parkir di luar. Walau hujan deras dan atap tempat parkir sempat roboh,
tapi suasana tetap meriah (wah sakjose pokoke), rugikalau nggak datang bro…
Pagi
hari pulang lewat ponorogo, ehh ketemu
dulur dulur dari Semarang ( kisaran motor 8, kalok nggak salah orang semarang
barat), sempat diacuhkan dan dianggap sebelah mata karena masih terlalu
sederhana,
"niatnya sih mungkin mau ninggal karna
mereka langsung tancap gas".
Tak
senyumin aja, ngakak soalnya mereka udah gas mentok aku baru setengah.
"Mungkin ciri khas anak semerang, touring
ugal ugalan beda jauh sama CB Trenggalek" ujar
alip padaku
Sejak
itu aku berani tampil touring sendiri, ketika ingin main luar kota tinggal
tancap gas. Suara knalpot bergemuruh ketika berpapasan rombongan lain menjadi
hiburan tersendirilah pokoknya. Pengalaman mengajarkanku bahwa walaupun CB
terkadang rewel dan kurang nyaman dikendarai, tapi kalau kita menganggap itu
suatu tantangan yang menyenangkan keceriaan akan selelu terpancarkan. Bukanlah
kecepatan yang menjadi ukuran tetapi solidaritas, kekompakan dan persaudaraan
adalah ciri khas bikers Cb sejati.
Salam seduluran saklawasee..
0 Response to "Cerita pengalaman Touring dengan CB Tiger 200cc"
Post a Comment